Kamis, 09 Desember 2010

Info : Latar Belakang

Pentingnya pendidikan bagi Indonesia, tertuang dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, dimana pendidikan dimaksudkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (Pembukaan UUD 1945); dan pendidikan merupakan hak asasi manusia dan hak setiap warga negara (Pasal 12). Oleh karenanya negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 % dari Anggapan Pembangunan dan Belanja Negara. Juga dalam Pasal 31 yang berkaitan dengan pendidikan, dituliskan bahwa Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan menjunjung tinggi nilai agama dan persatuan bangsa. Akan tetapi walaupun berbagai upaya telah dilakukan, namun masalah besar pendidikan di Indonesia dewasa ini masih terlihat di tiga hal yaitu masalah yang berkaitan dengan (a). peningkatan dan perluasan akses pendidikan, (b). peningkatan kualitas, relevansi dan rendahnya daya saing pendidikan, dan (c). Penguatan manajemen, akuntabilitas kinerja dan citra publik.


JIka kita simak hasil laporan lembaga internasional mengenai masalah pendidikan, pembangunan manusia, dan daya saing Indonesia, maka kita patut prihatin. Indeks pendidikan kita berada di urutan 7, indeks pembangunan manusia berada di urutan 6 dan indeks daya saing (competitiveness index) kita berada di ranking 5 dari 10 negara ASEAN. Terlepas setuju atau tidak dengan ukuran yang dipakai, itulah penilaian lembaga internasional ternama seperti United Nations Development Program (UNDP). Saya berharap data ini dapat dipakai untuk memacu pembangunan pendidikan pada masa mendatang.

Salah satu instrumen kebijakan yang dapat dipakai untuk memperbaiki tiga macam indeks pengukuran di atas adalah dengan memajukan pendidikan. Banyak ahli berpendapat bahwa variabel pendidikan inilah sebenarnya yang dapat dipakai sebagai pemicu (trigger) dalam menggerakkan pembangunan suatu bangsa.

Instrumen kebijakan yang dapat ditawarkan untuk memicu pembangunan pendidikan, dengan tanpa berangkat dari nol, adalah dengan cara melakukan revitalisasi sumber daya pendidikan. Revitallisasi pendidikan untuk mencapai keunggulan kompetitif, memberi makna bahwa peran pendidikan itu diyakini sangat penting dan strategis, namun karena pengelolaan sumber dayanya tidak atau kurang baik, maka keunggulan kompetitif pendidikan di Indonesia menjadi rendah. Karena itu solusinya adalah bagaimana melakukan revitalisasi sumber daya pendidikan tersebut agar kemampuan kompetisi (competitiveness) menjadi tinggi.

Laporan-laporan tersebut didasarkan atas beberapa indikator pembangunan sumber daya manusia (yang erat kaitannya dengan kualitas pendidikan) dan pembangunan di sektor pendidikan. Penilaian atas pembangunan SDM dan Pendidikan di Indonesia didasarkan atas data yang bersumber dari United Nations Development Program  yang membandingkan kemajuan pendidikan Indonesia dengan negara lainnya; data evaluasi pendidikan Indonesia dari BPS, Bappenas, UNDP dan data dari Program Pembangunan Nasional (Propenas) Departemen Pendidikan. Human Development Index (HDI) adalah parameter yang menunjukkan tingkatan kualitas sumber daya manusia yang cara perhitungannya bukan saja menggunakan variabel pendidikan, tetapi juga variabel ekonomi dan kesehatan. Data di bidang pendidikan yang digunakan juga sebagian saja dari sekian banyak data pendidikan yang tersedia. Data pendidikan yang digunakan untuk menghitung HDI adalah data melek huruf orang dewasa (usia >15 th) dan data Gross enrolment ratio (Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Lanjutan Pertama dan Atas, dan Perguruan Tinggi). Begitu juga variabel kesehatan, hanya dipakai data usia harapan hidup (life expectancy); sedangkan untuk variabel ekonomi, datanyaƂ  hanya diambil angka Gross Domestik Product (GDP) per kapita. Kemudian dari tiga variabel tersebut dihitung HDI.

Untuk tahun 2002, HDI Indonesia adalah masih rendah jika dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN lain, namun walaupun angka HDI ini kelihatan rendah (dibandingkan dengan ASEAN, namun untuk setiap tahunnya angka HDI Indonesia mengalami kenaikan. Namun daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia tergolong masih rendah. Karena itu, pemerintah memprioritaskan pengembangan mutu dan kompetensi SDM dari 116 juta angkatan kerja yang ada saat ini. "Mutu dan kompetensi SDM kita masih rendah dibandingkan negar-negara lain," ungkap Menteri Tenaga Kerja dan Transmigras (Menakertrans) Muhaimin Iskandar, Muhaimin menjelaskan, rendahnya daya saing SDM Indonesia dapat dilihat antara lain dari tingkat pendidikan. Angkatan kerja saat ini masih didominasi lulusan SD sebanyak 57,44 juta atau 49,52 % dari jumlah angkatan kerja seluruhnya. Selain itu, peringkat daya saing Indonesia masih berada di urutan 42 dari 131 negara. "Index pembangunan manusia menduduki rangking ke-111 dari 192 negara," dikutip dari http://www.detiknews.com/read/2010/08/19/185809/1423866/10/menakertrans-daya-saing-sdm-indonesia-masih-rendah

Untuk meningkatkan daya saing sumber daya manusia ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama, meningkatkan kualitas hidup masyarakat baik di bidang jasmani maupun rohani.Hal ini diantaranya adalah meningkatkan kualitas SDM yang produktif, Peningkatan SDM yang berkembang dalam memanfaatkan, mengembangkan, dan penguasaan iptek, pengembangan pranata yang meliputi kelembagaan dan perangkat yang mendukung peningkatan kualitas SDM. Kedua, membenahi sektor pendidikan kita. Melalui pendidikan, masyarakat akan memiliki pengetahuan dalam mengatur kehidupannya secara lebih baik, memperbaiki sistem pendidikan dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anggota masyarakat untuk mengenyam pendidikan dan meningkatkan kualitas pengajar.



Universitas pendidikan Indonesia sebagai universitas pelopor dan unggul merasa bertanggung jawab untuk  meningkatkatkan kualitas manusia Indonesia, yang pada kesempatan ini mengajukan sebuah usulan kegiatan yang diberi nama Festival Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pendidikan Dasar 2010.
Festival ini adalah kegiatan yang akan dilaksanakan untuk kedua kalinya dengan tema “Optimalisasi Potensi SDM Indonesia Dengan Daya Saing Global Melalui Pembelajaran TIK di Sekolah Dasar” sebagai upaya UPI Kampus Purwakarta dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan  bukti nyata UPI sebagai rasa tanggung jawab terhadap perkembangan dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia khususnya di lingkungan wilayah IV yang mencakup Purwakarta, Subang, Karawang dan Bekasi.

4 komentar:

  1. lokasi lebih tepat nya di mana nih? jakarta/di kota lain
    maklum, saya gak terlalu mengerti jalan

    BalasHapus
  2. Acara ini bertempat di UPI Kampus Purwakarta.
    Silahkan view large gmapsnya dan zoom out saja untuk tahu lokasi lebih jelasnya.
    Terimakasih.

    BalasHapus
  3. wah dah lewat euy..
    saya d bandung soalnya posisi bos

    BalasHapus